Laguboti 12, Juli 1885
.
Salam saya bagi Anda semua Tuan Guruku,
.
Saya, pelayan Anda yang bernama Samuel Siregar, Jurutulis Tuan Kontroleur Toba, mohon maaf (teks asli: marsantabi) kepada semua tuan Guruku yang sekarang sedang mengikuti rapat di Simorangkir ini. Saya mohon supaya Anda semua jangan bosan dulu mendcngarkan keluh-kesah orang berduka seperti saya ini. Itulah yang akan saya uraikan dengan runtut di bawah ini.
.
Saya kira Anda semua tuan Guruku sudah tahu bahwa saya menjadi jurutulis di Toba atas perkenan hati Tuhan, melalui suruhan dan dorongan Tuan kita, Tuan Nommensen. Sebenarnya hati saya tidaklah begitu gembira menjadi jurutulis, karena saya tahu banyak mara yang menghadang di sana. Tapi yang membuat hatiku tergugah, saya menjadi jurutulis di Toba, supaya bukan orang Islam yang didatangkan dan diangkat mendudukinya; supaya tidak terkendala penyebaran Firman Tuhan di sana; supaya tetap teguh.
.
Setelah itu saya memasuki pekcrjaan dan kedudukan tersebut. Saya tidak menjadi malas untuk tetap turut menyebarkan Firman Tuhan; karena itulah justru semakin banyak orang yang datang ke perguruan pada masa itu fyenulis: maksudnya perguruan yang dibuka dalam waktu yang hampir bersamaan oleh zendeling Pilgram). Sebatas kemampuan, saja tetap rajin membantu Tuan Pilgram (penulis: zendeling pertama yang melayani di Toba; berkedudukan di Balige).
.
Pada tangal 16 Maret 1884 saya menjadi duda karena kematian istri; hatiku begitu resah, dan menjadi bimbang tentang jalan yang Allah tunjukkan bagiku. Saya tidak mungkin terlalu lama menduda, karena anak-anak saya masih kecil-kecil fyenulis; kala itu dia punya tiga orang anak kecil yang masih "balita"). Saya sering melakukan perjalanan bersama-sama dengan "tuan panguhum" (penulis: maksudnya fiingsi tuan jaksa dan hakim), dan tidak ada yang dapat saya tinggalkan di rumah untuk menjaga mereka. Itulah sebabnya saya segera merencanakan untuk kawin.
.
Saya bulatkan hati untuk kawin lagi, dan menikahi saudara perempuan Raja Sisingamangaraja. Benar, biaya perkawinan saya cukup besar, dan karena itu saya meminta "tumpak" (penulis: dalam adat Batak, maksudnya bantuan untuk tujuan perhelatan) kepada mereka yang bersedia membantu. Untuk tujuan itu telah lebih dulu saya meminta petunjuk dari "tuan panguhum"; dan katanya, boleh-boleh saja menerima bantuan dari orang lain untuk mencukupkan biaya perkawinanku.
.
Saya juga minta pendapat dari "tuan panguhum" yang membolehkan saya memotong seekor kerbau untuk menjamu raja-raja dan handai-tolan yang telah memberikan "tumpak" sebagai cara saya untuk mengucapkan terimakasih. Dan tentang jamuan itu, saya mengumandangkan di hadapan tuan-tuan dan raja-raja bahwa saya bukan bermaksud menerima uang sogok dalam hal itu. Karena segala-galanya cukup terbuka dilihat oleh semua orang dan "tuan panguhum," demikian pula oleh Komandant Spandauw dan Pendeta Pilgram, semua raja-raja dan undangan yang hadir, lebih dari 500 orang yang mendengarnya.
.
Karena itu, cukuplah dulu mengenai hal itu, karena tidak ada sekarang tersembunyi yang tidak akan terbukakan kelak. Saya tegaskan, saya bukan menerima sogok, dan Tuhan mengetahui hatiku. Akulah yang bertanggungjawab kelak di hadapan Allah. Karena itu, inilah pernyataanku: saya tidak berdusta; saya tidak pernah membelokkan aturan hukum, karena saya takut akan Allah. Saya tidak pernah lupa kepada Allah, dalam keadaan apapun: miskin atau kaya; dalam keadaan berduka maupun bersuka. Percayalah Anda tuan-tuan Guruku, bahwa saya tetap berkotbah di hadapan raja-raja (penults; maksudnya raja-raja Batak) maupun dalam rumahku.
.
Saya mohon janganlah dulu bosan tuan-tuan Guruku untuk membaca suratku yang panjang ini, mohon-seribu kali mohon (teks asli: marsantabi, sampulu halt marsantabi) dengarkankah dulu penjelasanku ini:
.
Kalau ada terbetik berita mengatakan aku menerima uang suap kata orang, inilah asal-muasalnya: Ada seseorang yang bernama Ompu Tinggi dari Lumban Bagasan, Laguboti; dia itu adalah "anak-Kristen" dari Tuan Bonn. Dahulu dia kalah dari warga Banualuhu dalam Rapat; dia kalah suara sebanyak lima kampung. Karena itu dia terus resah karena kekalahannya itu. Karena itu dia mencari akal; dia cari orang yang dapat dimanfaatkannya, kalau-kalau keputusan Rapat itu masih dapat dirobah. Lalu dia mencari orang yang dia rasa cukup dekat kepadaku. Dan katanya, dia memberikan uang sebesar 80 ringgit kepada orang itu. Orang itu bernama Pangalonglong dan Guru Solobean. Kedua orang itu "ditempelnya", padahal tujuannya adalah untuk mcnjebak saya. Dan sesudah satu tahun, saya diadukannya.
.
Dalam Rapat sidang menjelaskan, dan saya memenangkan perkara pengaduan itu. Sidang menimbang dan memutuskan bahwa pengaduan seperti itu tidak patut. Saya tidak layak diadukan, karena uang sogok yang dikatakannya itu memang bukan diberikan kepadaku, tapi kepada orang lain. Dan karena itu, seharusnyalah Guru Solobean dan Pangalonglong yang dihukum. Karena merekalah sebenarnya kawan O. Tinggi berjanji dengan jamuan-makan segala di rumahnya; dan karena merekalah sebelumnya yang bersahabat.
.
Karena itulah 0.Tinggi menjadi berang, dan karenanya Tuan Bonn ikut pula mengancam. Katanya dia akan mengirim surat ke Padang, kepada Tuan Gubernur. Katanya, Tuan Bonn juga akan melawan "tuan panguhum" kalau dia tidak memenangkan pengaduan O. Tinggi. Karena itu dia terus tnengancam-ancam dan menakut-nakuti aku, bahwa saya harus mengaku menerima uang sogok dari 0. Tinggi. Padahal saya memang benar-benar tidak peraah menerima apa-apa dari 0.Tinggi itu. Kepada semua orang Tuan Bonn mengatakan bahwa dia punya kemampuan mengirim surat kepada "Tuan Bosar" (penults: mungkin maksudnya Gubernur Jenderal) untuk mengadukan siapa saja. Karena itulah kenapa 0. Tinggi dan Panail berani dan tahu cara membuat surat kepada tuan Asisten Residen di Sibolga melalui bantuan guru Kleopas Lumbantobing untuk membantu membuat pengaduan itu.
.
Kalau saya sampai mengadukan duka saya kepada Anda semua tuan Guruku, inilah sebabnya:
.
Serta-merta saya dikeluarkan (penulis: dieks-komunikasi) dari perkumpulan, yang berarti keanggotaan gereja, padahal belum ada yang pasti terbukti apa kesalahanku. Tuan Bonn telah mempermalukan saya di hadapan umum. Semua orang mengetahui saya dihina oleh tuan Bonn; katanya dia lebih percaya kepada O. Tinggi ketimbang saya; dan dia katanya akan mengirim ke surat kabar untuk memberitahukan kejahatanku. Hal itulah yang paling besar membuat saya berkecil-hati atas ulah Tuan Bonn. Saya belum pernah membuat rusak pelayanan pemberitaan Firman Tuhan; saya tidak pernah nakal (teks asli: fungkat) kepada siapapun; saya belum pernah membuat yang tidak patut menurut hukum kepada siapapun; bahwa saya tetap mau memberitakan Firman Tuhan dalam pekerjaanku selaku jurutulis; saya tidak pernah menganggar-anggarkan jabatanku itu kepada siapapun.
.
Kalau demikian, semua Anda Guruku yang terhormat, mohonlah Anda semua menimbang apa yang saya adukan ini; saya bukan mengada-ada kepada Anda; semua yang saya katakan adalah berdasar kebenaran. Tapi kalau soal iri-hati (teks asli: late-late), itu memang amat banyak pada manusia; dan saya sangat menyadan itu. Karena itu mohonlah aku yang mcrana ini Anda doakan, supaya saya tidak menjadi lenyap karena kedukaanklu.
.
Bahwa kalau saya menikahi saudara perempuan Sisingamangaraja, inilah sebabnya: Pertama, supaya Sisingamangaraja dapat menemukan kedamaian hati terhadap Kumpeni; supaya tidak lagi terus bermusuhan; dan supaja beliau keluar dari persembunyiannya. Karena saya tahu, hati Kumpeni senang juga bila Sisingamangaraja menjadi senang; karena kita juga mengharapkan turunan Singamangaraja menjadi Kristen sebagai perwujudan kehendak Allah. Yang kedua: Supaya kegiatan pemberitaan Firman Tuhan dapat melebar lebih jauh, kalau Singamangaraja sudah dapat kemudian. Karena adalah suatu kebenaran, beliau adalah orang yang dihormati di Tanah Toba. Sebenarnya itu tak perlu saya katakan, karena Anda semua tuan Guruku juga mengetahuinya. Kalau pun pada mulanya mungkin dianggap merupakan kebengalan hatiku (teks asli: hajungkatonku) karena bertekad memadu kekerabatan (teks asli: partondongon} kepada keluarga terhormat, akibat akhirnya cukup baik. Itulah yang diharapkan oleh hatiku, mencari salah satu cara untuk terus mengembangkan pemberitaan Firman Tuhan. Saya nyatakan itu bukan bermaksud mengada-ada. Anda scmua akan melihat hasil akhir pikiranku itu kelak. Semoga kasih karunia Tuhan memberikan kita cukup lama hidup. Sekian.
.
Itulah kata-kata yang saya ingin adukan kepada Anda semua Guruku; dan kata-kata pengaduanku mohonlah ditimbang seperti rabuk; tolonglah kata-kataku melalui hati yang santun, dan kerendahan hati ini di"6fl/uT* seperti emas. Mohonlah saya yang menulis surat ini semua Anda tuan Guruku manfaatkan (teks asli: parhaseang hamu). Sekian.
.
Salam takzim saya kepada semua Anda Tuan-Tuan Guruku. Dari saya pelayan Anda (teks asli: naposomuna):
.
Achtungsvoll
.
Samuel Siregar
.
(Diterjemahkan oleh penulis dari aslinya dalam Bahasa Batak Toba yang sangat santun. Catalan penulis: Samuel sendiri adalah orang Batak Angkola, tapi melayani sepanjang sisa hidupnya di Tanah Batak Utara sejak tamat dari Seminari Barmen pada tahun 1873).
.
Salam saya bagi Anda semua Tuan Guruku,
.
Saya, pelayan Anda yang bernama Samuel Siregar, Jurutulis Tuan Kontroleur Toba, mohon maaf (teks asli: marsantabi) kepada semua tuan Guruku yang sekarang sedang mengikuti rapat di Simorangkir ini. Saya mohon supaya Anda semua jangan bosan dulu mendcngarkan keluh-kesah orang berduka seperti saya ini. Itulah yang akan saya uraikan dengan runtut di bawah ini.
.
Saya kira Anda semua tuan Guruku sudah tahu bahwa saya menjadi jurutulis di Toba atas perkenan hati Tuhan, melalui suruhan dan dorongan Tuan kita, Tuan Nommensen. Sebenarnya hati saya tidaklah begitu gembira menjadi jurutulis, karena saya tahu banyak mara yang menghadang di sana. Tapi yang membuat hatiku tergugah, saya menjadi jurutulis di Toba, supaya bukan orang Islam yang didatangkan dan diangkat mendudukinya; supaya tidak terkendala penyebaran Firman Tuhan di sana; supaya tetap teguh.
.
Setelah itu saya memasuki pekcrjaan dan kedudukan tersebut. Saya tidak menjadi malas untuk tetap turut menyebarkan Firman Tuhan; karena itulah justru semakin banyak orang yang datang ke perguruan pada masa itu fyenulis: maksudnya perguruan yang dibuka dalam waktu yang hampir bersamaan oleh zendeling Pilgram). Sebatas kemampuan, saja tetap rajin membantu Tuan Pilgram (penulis: zendeling pertama yang melayani di Toba; berkedudukan di Balige).
.
Pada tangal 16 Maret 1884 saya menjadi duda karena kematian istri; hatiku begitu resah, dan menjadi bimbang tentang jalan yang Allah tunjukkan bagiku. Saya tidak mungkin terlalu lama menduda, karena anak-anak saya masih kecil-kecil fyenulis; kala itu dia punya tiga orang anak kecil yang masih "balita"). Saya sering melakukan perjalanan bersama-sama dengan "tuan panguhum" (penulis: maksudnya fiingsi tuan jaksa dan hakim), dan tidak ada yang dapat saya tinggalkan di rumah untuk menjaga mereka. Itulah sebabnya saya segera merencanakan untuk kawin.
.
Saya bulatkan hati untuk kawin lagi, dan menikahi saudara perempuan Raja Sisingamangaraja. Benar, biaya perkawinan saya cukup besar, dan karena itu saya meminta "tumpak" (penulis: dalam adat Batak, maksudnya bantuan untuk tujuan perhelatan) kepada mereka yang bersedia membantu. Untuk tujuan itu telah lebih dulu saya meminta petunjuk dari "tuan panguhum"; dan katanya, boleh-boleh saja menerima bantuan dari orang lain untuk mencukupkan biaya perkawinanku.
.
Saya juga minta pendapat dari "tuan panguhum" yang membolehkan saya memotong seekor kerbau untuk menjamu raja-raja dan handai-tolan yang telah memberikan "tumpak" sebagai cara saya untuk mengucapkan terimakasih. Dan tentang jamuan itu, saya mengumandangkan di hadapan tuan-tuan dan raja-raja bahwa saya bukan bermaksud menerima uang sogok dalam hal itu. Karena segala-galanya cukup terbuka dilihat oleh semua orang dan "tuan panguhum," demikian pula oleh Komandant Spandauw dan Pendeta Pilgram, semua raja-raja dan undangan yang hadir, lebih dari 500 orang yang mendengarnya.
.
Karena itu, cukuplah dulu mengenai hal itu, karena tidak ada sekarang tersembunyi yang tidak akan terbukakan kelak. Saya tegaskan, saya bukan menerima sogok, dan Tuhan mengetahui hatiku. Akulah yang bertanggungjawab kelak di hadapan Allah. Karena itu, inilah pernyataanku: saya tidak berdusta; saya tidak pernah membelokkan aturan hukum, karena saya takut akan Allah. Saya tidak pernah lupa kepada Allah, dalam keadaan apapun: miskin atau kaya; dalam keadaan berduka maupun bersuka. Percayalah Anda tuan-tuan Guruku, bahwa saya tetap berkotbah di hadapan raja-raja (penults; maksudnya raja-raja Batak) maupun dalam rumahku.
.
Saya mohon janganlah dulu bosan tuan-tuan Guruku untuk membaca suratku yang panjang ini, mohon-seribu kali mohon (teks asli: marsantabi, sampulu halt marsantabi) dengarkankah dulu penjelasanku ini:
.
Kalau ada terbetik berita mengatakan aku menerima uang suap kata orang, inilah asal-muasalnya: Ada seseorang yang bernama Ompu Tinggi dari Lumban Bagasan, Laguboti; dia itu adalah "anak-Kristen" dari Tuan Bonn. Dahulu dia kalah dari warga Banualuhu dalam Rapat; dia kalah suara sebanyak lima kampung. Karena itu dia terus resah karena kekalahannya itu. Karena itu dia mencari akal; dia cari orang yang dapat dimanfaatkannya, kalau-kalau keputusan Rapat itu masih dapat dirobah. Lalu dia mencari orang yang dia rasa cukup dekat kepadaku. Dan katanya, dia memberikan uang sebesar 80 ringgit kepada orang itu. Orang itu bernama Pangalonglong dan Guru Solobean. Kedua orang itu "ditempelnya", padahal tujuannya adalah untuk mcnjebak saya. Dan sesudah satu tahun, saya diadukannya.
.
Dalam Rapat sidang menjelaskan, dan saya memenangkan perkara pengaduan itu. Sidang menimbang dan memutuskan bahwa pengaduan seperti itu tidak patut. Saya tidak layak diadukan, karena uang sogok yang dikatakannya itu memang bukan diberikan kepadaku, tapi kepada orang lain. Dan karena itu, seharusnyalah Guru Solobean dan Pangalonglong yang dihukum. Karena merekalah sebenarnya kawan O. Tinggi berjanji dengan jamuan-makan segala di rumahnya; dan karena merekalah sebelumnya yang bersahabat.
.
Karena itulah 0.Tinggi menjadi berang, dan karenanya Tuan Bonn ikut pula mengancam. Katanya dia akan mengirim surat ke Padang, kepada Tuan Gubernur. Katanya, Tuan Bonn juga akan melawan "tuan panguhum" kalau dia tidak memenangkan pengaduan O. Tinggi. Karena itu dia terus tnengancam-ancam dan menakut-nakuti aku, bahwa saya harus mengaku menerima uang sogok dari 0. Tinggi. Padahal saya memang benar-benar tidak peraah menerima apa-apa dari 0.Tinggi itu. Kepada semua orang Tuan Bonn mengatakan bahwa dia punya kemampuan mengirim surat kepada "Tuan Bosar" (penults: mungkin maksudnya Gubernur Jenderal) untuk mengadukan siapa saja. Karena itulah kenapa 0. Tinggi dan Panail berani dan tahu cara membuat surat kepada tuan Asisten Residen di Sibolga melalui bantuan guru Kleopas Lumbantobing untuk membantu membuat pengaduan itu.
.
Kalau saya sampai mengadukan duka saya kepada Anda semua tuan Guruku, inilah sebabnya:
.
Serta-merta saya dikeluarkan (penulis: dieks-komunikasi) dari perkumpulan, yang berarti keanggotaan gereja, padahal belum ada yang pasti terbukti apa kesalahanku. Tuan Bonn telah mempermalukan saya di hadapan umum. Semua orang mengetahui saya dihina oleh tuan Bonn; katanya dia lebih percaya kepada O. Tinggi ketimbang saya; dan dia katanya akan mengirim ke surat kabar untuk memberitahukan kejahatanku. Hal itulah yang paling besar membuat saya berkecil-hati atas ulah Tuan Bonn. Saya belum pernah membuat rusak pelayanan pemberitaan Firman Tuhan; saya tidak pernah nakal (teks asli: fungkat) kepada siapapun; saya belum pernah membuat yang tidak patut menurut hukum kepada siapapun; bahwa saya tetap mau memberitakan Firman Tuhan dalam pekerjaanku selaku jurutulis; saya tidak pernah menganggar-anggarkan jabatanku itu kepada siapapun.
.
Kalau demikian, semua Anda Guruku yang terhormat, mohonlah Anda semua menimbang apa yang saya adukan ini; saya bukan mengada-ada kepada Anda; semua yang saya katakan adalah berdasar kebenaran. Tapi kalau soal iri-hati (teks asli: late-late), itu memang amat banyak pada manusia; dan saya sangat menyadan itu. Karena itu mohonlah aku yang mcrana ini Anda doakan, supaya saya tidak menjadi lenyap karena kedukaanklu.
.
Bahwa kalau saya menikahi saudara perempuan Sisingamangaraja, inilah sebabnya: Pertama, supaya Sisingamangaraja dapat menemukan kedamaian hati terhadap Kumpeni; supaya tidak lagi terus bermusuhan; dan supaja beliau keluar dari persembunyiannya. Karena saya tahu, hati Kumpeni senang juga bila Sisingamangaraja menjadi senang; karena kita juga mengharapkan turunan Singamangaraja menjadi Kristen sebagai perwujudan kehendak Allah. Yang kedua: Supaya kegiatan pemberitaan Firman Tuhan dapat melebar lebih jauh, kalau Singamangaraja sudah dapat kemudian. Karena adalah suatu kebenaran, beliau adalah orang yang dihormati di Tanah Toba. Sebenarnya itu tak perlu saya katakan, karena Anda semua tuan Guruku juga mengetahuinya. Kalau pun pada mulanya mungkin dianggap merupakan kebengalan hatiku (teks asli: hajungkatonku) karena bertekad memadu kekerabatan (teks asli: partondongon} kepada keluarga terhormat, akibat akhirnya cukup baik. Itulah yang diharapkan oleh hatiku, mencari salah satu cara untuk terus mengembangkan pemberitaan Firman Tuhan. Saya nyatakan itu bukan bermaksud mengada-ada. Anda scmua akan melihat hasil akhir pikiranku itu kelak. Semoga kasih karunia Tuhan memberikan kita cukup lama hidup. Sekian.
.
Itulah kata-kata yang saya ingin adukan kepada Anda semua Guruku; dan kata-kata pengaduanku mohonlah ditimbang seperti rabuk; tolonglah kata-kataku melalui hati yang santun, dan kerendahan hati ini di"6fl/uT* seperti emas. Mohonlah saya yang menulis surat ini semua Anda tuan Guruku manfaatkan (teks asli: parhaseang hamu). Sekian.
.
Salam takzim saya kepada semua Anda Tuan-Tuan Guruku. Dari saya pelayan Anda (teks asli: naposomuna):
.
Achtungsvoll
.
Samuel Siregar
.
(Diterjemahkan oleh penulis dari aslinya dalam Bahasa Batak Toba yang sangat santun. Catalan penulis: Samuel sendiri adalah orang Batak Angkola, tapi melayani sepanjang sisa hidupnya di Tanah Batak Utara sejak tamat dari Seminari Barmen pada tahun 1873).
1 komentar:
Ompung buyutku ...
Posting Komentar